Hanya Mengandalkan
Gadget bisa Berpenghasilan dari Rumah dan Banyak Relasi
Hai! Perkenalkan nama saya Baiq
Cynthia. Saya masih pemula dalam dunia blog, copywriter, bookstagram
dan dunia fotografi. Saya suka mencoba hal baru yang bermanfaat dan
bisa saya kerjakan tanpa menganggu prioritas utama sebagai IRT. Saya suka
menulis sejak bisa menulis, namun hanya berupa tulisan curhat yang
ditulis pada buku harian. Semenjak SMA saya mulai menggeluti menulis fiksi,
mulai dari cerpen, puisi maupun novel. Sebuah rasa syukur bisa menerbitkan dua
buku berjudul DARAH: Sepuluh Kumcer Psikopat dan September Wish.
Apa yang engkau tanam itu yang engkau tuai, Alhamdulillah sudah terbit dua buku dengan proses yang panjang.
Sudah saya ceritakan di blog
lawas saya, tentang perjuangan berdarah-darah hingga terbit buku berjudul
DARAH. Dibalik proses terbit buku tersebut, tahukah engkau bahwa saya
menulisnya menggunakan ponsel. Ponselnya enggak bagus-bagus amat, tetapi juga
enggak buruk. Saya beli tiga tahun silam dengan gaji pertama bekerja di salah
satu CV yang membidangi proyek pembangunan rumah maupun garapan Dinas setempat.
Saya diminta berhenti oleh
orangtua karena jam kerja maupun prosedur kerja yang tidak sesuai dengan
kontrak kerja. Bekerja dari pagi buta sampai gelap, terlebih kerjaannya yang
lebih cocok untuk kaum adam. Lupakan masalah pekerjaan yang hilang, saya mulai
memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan pundi-pundi uang tanpa harus keluar
rumah hanya mengandalkan gadget.
Saya mulai bekerja sebagai marketer
online, juga mempromosikan buku milik orang. Memang hasilnya tidak nampak
banyak, mungkin hanya bisa mengganti untuk pengeluaran pulsa internet tiap
bulan. Setidaknya ada pemasukan dan saya bersyukur.
Pada
penghujung 2016 saya mendapatkan informasi lomba reading challenge, selama ini saya suka membaca buku di salah satu
aplikasi bacaan gratis dan legal. Berhubung belum bisa beli buku mungkin hanya
mengandalkan Give away dan menerima jasa review buku. Saya kembali membuka blog
yang sudah banyak sarang laba-laba melalui aplikasi wordpress yang bisa diakses
lewat gawai. Mulai saat itu saya bertekad menulis di blog, sekadar menyimpan
tulisan. Tidak disangka dalam waktu bersamaan saya mendapatkan keberuntungan.
Buku-buku-buku dan buku! Alhamdulillah.
Saya tetap
berusaha bagaimana mendapatkan duit melalui gadget. Menjadi buzzer ternyata
mengasyikkan dari media sosial saya mulai dikenal di salah satu komunitas
menulis dan membaca di Situbondo. Meskipun dilakukan secara sukarela
mengenalkan kota kecil kami dengan hastag #Situbondo. Hidup itu misteri, tidak
disangka bisa diminta menjadi pereview buku
secara langsung. Perempuan banyak di kota tempat saya tinggal, namun yang punya
minat dalam komunitas itu sangat minim. Saya satu-satunya perempuan itu untuk
menggiatkan gerakan cinta membaca.
Menjadi Blogger banyak keuntungannya, salah satunya
tulisannya dikenal bahkan dipercaya untuk menjadi narasumber di salah satu
stasiun Radio Situbondo. Sebelum mendapatkan rekomendasi dari salah satu
pembaca yang bekerja sebagai penyiar, pihak managemen meminta alamat blog saya.
Berkat Kuasa Allah, akhirnya saya diundang menjadi narasumber dalam acara
Remaja Inspiratif.
"Sering-seringlah menulis di blog,"
kata seorang narablog yang menjadi panutan saya. Ternyata buah dari menulis blog
bukan hanya menginspirasi, bisa menjadi publik figur. Melalui tulisan di-blog
bisa membranding diri dan membuka kesempatan mengenal maupun dikenal banyak
orang. Kenal dengan penyiar maupun berinteraksi dengan fans Radio Bhasa
Fm bermula dari gadget! Sungguh gadget benda ajaib jika dimaksimalkan
penggunaannya.
Kesulitan menulis lewat gawai,
hanya saat dalam perjalanan dan baterai kritis.Tidak ada alasan untuk tidak
menulis, maka saya berkomitmen menulis apa pun yang menarik untuk ditulis. Karena
inspirasi ada di mana saja. Semenjak memiliki dua blog, blog lama saya fokuskan
pada ulasan film dan buku sementara blog baru lebih pada artikel motivasi dan
kompetisi menulis.
Blog
saya maksimalkan di tahun 2018, mulai merapikan konten dan foto editan
melalui snapseed, fotocollage, kafka dan canva. Meskipun
tahun lalu fitur aplikasi wordpress masih belum mumpuni dibandingkan melalui PC. Menjadi
blogger di kota kecil—Situbondo masih
belum dikenal saat itu, saya harus banyak belajar dari media. Beruntung era
kini semua bisa diakses dengan ujung jari. Tinggal swip, ketik dan mengerti.
Sejak
menulis di blog banyak yang menyarankan untuk ganti domain menjadi .com. Tetapi
belum kesampaian karena tekendala dengan harga domain, hingga di penghujung 2018 saya tertarik dengan promo domain
murah. Si penjual meminta saya untuk membuat akun blogger, padahal saya lebih nyaman dengan wordpress. Teringat dengan pengalaman tahun 2012 itu pertama
kali saya punya akun blogger, namun jarang posting terlebih belum punya ponsel canggih, hanya
saat pergi ke warnet atau saat diberi pinjaman laptop teman. Enggak kecil hati sih,
walaupun belum bisa menulis di blog, saya bisa menulis di facebook. Tetapi,
kecewa ketika banyak yang copas status saya tanpa menyebutkan sumber tulisan. Huhuhu. Semenjak itu saya jarang posting
di media sosial, ketika sudah mengenal blog saya lebih suka membagikan tautan tulisan saja.
Beberapa
prestasi yang saya dapatkan sejak menulis di blog pribadi maupun web menjadi kontribusi kontes, belum banyak sih. Harapannya
tahun ini lebih banyak lagi.
Nominator
lomba tulisan Cheria Holiday ke#7 tahun 2018. Enggak nyangka tulisan saya satu
tingkat dengan tulisan milik narablog keren yaitu mbak Nabilla DP yang menjadi
pemenang utama dan berkesempatan jalan-jalan ke Turkey. Saya iri dengan peserta lainnya yang
bisa menulis lewat laptop dan membuat infografis yang keren. Tetapi, itu sama
sekali tidak menyurutkan saya untuk ikut lomba. Maka saya pergi berkunjung ke
rumah saudara untuk pinjam laptop, ya walaupun harus bermalam dan begadang di
sana. Ternyata usaha keras membuahkan hasil yang baik.
Setelah
gagal berulangkali mengirimkan tulisan ke redaksi Vemale, akhirnya tulisan
ke-sekian kali bisa lolos dan menjadi tulisan favorit pertama! Tulisan yang
saya kirimkan tidak jauh-jauh dari inspirasi kehidupan nyata. Saat itu tema
menulis tentang #Bridal, saya menulisnya dari lubuk hati tentang betapa
rumitnya persiapan pernikahan dalam hitungan hari.
Menulis
di blog semakin semangat, meskipun saya baru tahu akhir-akhir ini ternyata
banyak kompetisi narablog yang gratis dan terbuka untuk umum seperti kompetisi
yang diadakan oleh Blog Nodi. Jika menulis dilakukan sepenuh hati pasti hasilnya
akan memuaskan. Lebih bahagia lagi, baru pertama kali bergabung di salah satu
platform menulis yaitu Hipwee, artikel
saya masuk dalam beberapa kategori. Dipilihlah menjadi Kontributor terbaik
bulan November.
Harapan
saya di tahun 2019, bisa mempunyai laptop sendiri tanpa harus pinjam saat ingin
posting di platform yang sulit diakses lewat gawai. Terlebih usia ponsel saya
memasuki tahun ketiga. Layar LCD sudah retak karena dilempar keponakan, huhuhu.
Bertahanlah! Pun yang lebih penting, semakin semangat menularkan semangat
menulis kepada teman-teman lainnya.
Terima
kasih Blog Nodi, saya makin terinspirasi dengan salah satu postingan yang
mendulang rupiah lewat blog. Tulisannya rapi, sederhana juga menghibur plus
menginspirasi banyak blogger termasuk saya. Mungkin ke depannya, saya akan
banyak ikut lomba menulis artikel dan mulai merapikan konten, agar tidak
sia-sia pindah rumah dari wordpress yang pengunjungnya sudah mencapai 31 ribu. 'Rumah' baru masih sepi, harapannya tahun ini lebih produktif dan
menghasilkan rupiah yang berkah hanya berbekal gadget, tanpa meninggalkan tugas
sebagai Ibu Rumah Tangga.
Segala kesempurnaan milik Allah,
manusia hanya bisa berencana dan mengusahakan untuk menjadi pribadi yang lebih
baik dan bermanfaat untuk sekitar. Sekian celoteh singkat saya tentang
suka-duka menjadi narablog abal-abal yang masih harus banyak
belajar lagi dari para blogger hebat. Terima kasih, Blog Nodi!
Salam hangat.